Niat puasa ganti Ramadhan memang harus diketahui oleh umat Islam. Bagi para umat islam yang telah baligh dan berakal tentunya diwajibkan untuk melaksanakan rukun islam yang ketiga yakni Puasa di bulan suci Ramadhan.
Akan tetapi, bagi sebagian umat muslim ada juga yang sudah baligh dan berakal namun tidak melaksanakan puasa. Hal ini tentunya harus mengganti puasa yang telah ditinggalkan dengan niat berbeda.
Mengenal Niat puasa ganti Ramadhan
Ada umat Islam yang sengaja meninggalkan ada juga karena sebab tidak mampu melaksanakan puasa tersebut. Agar lebih jelas baca terus informasi tentang Niat puasa ganti Ramadhan di bawah ini dengan selesai.
Puasa Wajib (Ramadhan) merupakan salah satu puasa yang harus dikerjakan oleh umat muslim baligh dan berakal sehat. Sehingga bila meninggalkannya baik disengaja ataupun tidak maka seorang muslim wajib menggantinya.
Tentang wajibnya puasa di bulan Ramadhan Allah sudah berfirman dalam Al-qur’an Surat Al-Baqarah ayat 183. Berikut ini sudah ada penjelasan terkait ayat Al Baqarah:
Bagi orang-orang Islam yang telah beriman. Diwajibkan atas kamu berpuasa seperti yang diwajibkan atas orang sebelum kamu agar selalu bertakwa.
Jadi sudah seharusnya orang beriman menunaikan apa yang diperintahkan oleh Allah SWT. Termasuk puasa yang memang telah menjadi perintah Allah.
Berniat Puasa Ganti Bulan Ramadhan
Saat umat muslim yang telah baligh dan berakal sehat meninggalkan puasa Ramadhan baik disengaja ataupun tidak. Maka seseorang tersebut wajib sekali menggantinya di hari berikutnya, meskipun ada juga yang berpendapat tidak mengganti.
Akan tetapi, orang tersebut wajib bayar fidyah. Didalam Alquran Allah telah menjelaskan QS Al-Baqarah Ayat 184, antara lain:
Dimana dalam Al-Baqarah dimaknai jika umat islam sakit atau dalam masa perjalanan dalam hari yang tertentu. Maka harus mengganti puasa sebanyak hari yang ditinggalkan pada hari lain.
Jadi wajib sekali bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika tidak berpuasa). Misalnya saja seperti membayar fidyah, atau memberi makan orang miskin.
Jadi kamu dengan rela hati harus bisa mengerjakan kebajikan, karena akan lebih baik bagimu. Berpuasa dengan yang baik jika kamu sudah mengetahui.
Berikut ini sudah ada penjelasan terkait hari apa saja yang bisa dilakukan untuk berpuasa. Jadi tidak semua hari bisa dilakukan puasa ganti, antara lain:
1. Puasa Ganti Ramadhan Di Hari Senin
Saat seorang muslim ingin sekali mengganti puasa Ramadhan pada hari senin, makna lafadz nya harus diketahui. Umumnya penjelasan terkait Niat puasa ganti Ramadhan, sangatlah penting diketahui
2. Puasa Ganti Ramadhan Di Hari Selasa
Apabila ingin menggantinya di hari selasa maka lafadz niatnya bisa dibaca di bawah ini. Umumnya lafaz Niat puasa ganti Ramadhan, sama seperti lainnya
3. Puasa Ganti Ramadhan Di Hari Rabu
Untuk di hari rabu ada juga lafadz niatnya. Niat puasa ganti Ramadhan, untuk hari Rabu sama seperti sebelumnya.
4. Puasa Ganti Ramadhan Di Hari Kamis
Apabila ingin menggantinya di hari kamis maka seorang muslim dapat melafadzkan niat puasanya. Umumnya Niat puasa ganti Ramadhan bisa kamu lakukan dalam bahasa Indonesia maupun Arab.
5. Puasa Ganti Ramadhan Di Hari Sabtu
Untuk lafadz niat ganti puasa hari sabtu kamu juga bisa melafadzkannya. Adapun penjelasan terkait Niat puasa ganti Ramadhan, ini harus disesuaikan dengan harinya.
6. Puasa Ganti Ramadhan Di Bulan Sya’ban
Apabila seorang hamba muslim ingin mengganti puasa Ramadhan hanya mampu di bulan sya’ban. Maka sebagaimana dikisahkan Abu salamah dalam riwayat hadits Rasulullah SAW, yaitu:
Terkecuali saat di bulan Sya’ban, maka ada kewajiban untuk bisa membayar utang puasa tersebut. Untuk Niat puasa ganti Ramadhan kamu bisa menggunakan bahasa Arab maupun Indonesia.
Untuk bisa menggantikan puasa Bulan Ramadhan besok kamu harus menyebutkan bahwa ingin puasa bulan sya’ban. Lalu diniatkan karena Allah SWT dengan membaca basmallah.
Jadi dahulukan basmalah setiap kali kamu ingin puasa. Hal ini dilakukan agar puasa yang akan dijalankan lebih mudah.
Siapa Saja Yang Wajib Mengganti Puasa Ramadhan
Meskipun puasa yang terjadi di bulan suci ramadhan adalah wajib dilaksanakan karena itu perintah Allah SWT. Namun, dengan kemurahan Allah yang sangat besar membuat seorang muslim boleh menggantinya di lain waktu apabila meninggalkannya.
Adapun seseorang yang wajib mengganti puasa ramadhan sudah diberitahu. Berikut ini sudah ada penjelasan terkait orang yang bisa menggunakan Niat puasa ganti Ramadhan, antara lain:
- Seorang muslim wanita yang sedang masa haid dan nifas.
- Seorang muslim yang sedang sakit parah hingga tidak mampu berpuasa pada waktu itu.
- Seorang muslim yang sedang bepergian atau dikatakan musafir.
- Seorang muslim wanita yang sedang hamil dan menyusui (Dikhawatirkan dapat mengganggu pertumbuhan dan kesehatan bayi)
- Seorang muslim laki-laki maupun wanita yang batal puasanya di bulan suci ramadhan.
Beberapa hal yang ada diatas telah dirangkum oleh Allah dalam Al Qur’an Surat (Al-baqarah ayat 185). Berikut ini sudah ada penjelasan terkait keterangan Niat puasa ganti Ramadhan, antara lain:
Hal ini tentunya juga sebagai bentuk dari petunjuk untuk umat muslim. Dimana sudah penjelasan mengenai petunjuk terkait dan pembeda (antara benar maupun batil).
Bulan Ramadhan sendiri dikenal sebagai salah satu bulan yang telah diturunkan Al-Qur’an. Oleh karena itu, diantara kamu yang saat itu berada di bulan Ramadhan maka diwajibkan berpuasa.
Sedangkan, jika kamu sakit atau dalam perjalanan tidak berpuasa. Maka wajib sekali kamu menggantinya, sebanyak hari yang telah ditinggalkannya tersebut, dengan hari-hari lainnya.
Allah sebenarnya telah menghendaki kemudahan bagimu. Bahkan, tidak akan memberikan kesulitan bagimu jika kamu mau mengerjakan apa yang telah diperintahkan oleh Allah.
Jadi kamu harus bisa mencukupkan bilangannya sambil mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang telah diberikan kepadamu. Hal ini dilakukan agar kamu bisa selalu bersyukur atas apa yang diberikannya.
Keutamaan dari Ganti Puasa Ramadhan
Ada beberapa penjelasan terkait keutamaan dari Niat puasa ganti Ramadhan. Berikut ini sudah ada penjelasan terkait keutamaannya, antara lain:
- Pertama, dua ibadah yang dapat digabung dianggap sah. Misalnya saja seperti niat puasa qadha dengan puasa arafah.
- Kedua, hanya ibadah fardhu yang akan dianggap sah. Misalnya saja seperti niat haji wajib dan sunnah.
- Ketiga, hanya ibadah sunnah yang dapat dianggap sah. Dalam kasus ini harus membayar zakat dan bersedekah dengan segenggam beras.
- Jadi hanya sedekah yang dapat dihitung karena tidak memenuhi syarat zakat. Keempat, tidak akan ada yang dianggap sah, jika saat makmum masbuk yang melakukan takbir untuk takbiratul ihram maupun ruku’,
Untuk bisa penggabungan puasa qadha dan puasa Syawal juga beragam. Ada pendapat dari kalangan ulama Hanabilah menyebut bila kedua ibadah ini bisa digabung maka hanya satu puasa saja yang dianggap sah.
Misalnya saja seperti yang ditulis dalam Fatwa Majma’ al-Buhuts al-Islamiyah Al-Azhar as-Syarif. Jadi umat muslim juga harus paham Niat puasa ganti Ramadhan.
Ketentuan dari puasa ganti Ramadhan
Ada beberapa aturan atau ketentuan puasa ganti Ramadhan. Berikut ini sudah ada penjelasan terkait ketentuan Niat puasa ganti Ramadhan, antara lain:
1. Hukum puasa ganti merupakan hal wajib
Mengganti beberapa puasa Ramadhan yang tertinggal, hukumnya menjadi hal wajib bagi setiap Muslim. Ini berarti, puasa ganti ini dapat dilakukan untuk memperoleh pahala.
Namun, bila ditinggalkan akan terhitung sebagai dosa. Oleh karena itu, penting sekali mengetahui Niat puasa ganti Ramadhan.
2. Orang-orang yang diwajibkan mengganti puasa
Jika dilihat dari firman Allah dalam surat Al-Baqarah ayat 184 sudah ada sejumlah orang yang wajib mengganti puasa yang ditinggalkan di bulan Ramadhan. Orang yang wajib sekali mengganti puasa itu adalah orang yang sakit.
Selain itu, orang yang sedang berada di perjalanan. Sehingga tidak bisa melakukan berpuasa saat Ramadhan.
Ini dilakukan sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Adapun barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajib baginya untuk berpuasa).
Perempuan yang sedang dalam haid, hamil, nifas. Selain itu, perempuan menyusui juga wajib mengganti puasa mereka di hari lain.
3. Waktu untuk mengganti puasa dan waktu yang dilarang
Waktu untuk mengganti puasa Ramadhan bisa dilakukan pada hari-hari lain setelah bulan Ramadhan. Misalnya saja seperti pada bulan Syawal sampai bulan Sya’ban atau sebelum Ramadhan berikutnya.
Sebagian besar mazhab telah menyebutkan harus mengganti puasa sebelum pertengahan bulan Sya’ban. Oleh karena itu, kamu tetap harus tahu Niat puasa ganti Ramadhan.
Mengganti puasa memang tidak bisa dilakukan pada hari yang diharamkan untuk berpuasa. Misalnya saja seperti pada Hari Raya Idul Fitri, 1 Syawal dan Hari Raya Idul Adha, 10 Dzulhijjah.
Bahkan, berpuasa juga haram jika dilakukan pada hari-hari tasyrik yakni 11, 12, dan 13 Dzulhijjah. Oleh karena itu, sebelum berpuasa untuk ganti Ramadhan sebaiknya kamu cari tahu dulu hari apa saja yang dilarang.
Dengan begini puasa yang akan kamu jalankan tidak sia-sia. Selain itu, ketahui juga Niat puasa ganti Ramadhan agar berjalan dengan lancar.
Orang yang Wajib Membayar Fidyah Puasa Ganti
Ada beberapa golongan yang bisa mengganti puasa dengan fidyah. Berikut ini sudah ada penjelasan terkait golongan tersebut.
Orang tua renta dan tidak sanggup lagi menjalankan puasa, tidak terkena tuntutan dalam berpuasa. Kewajibannya harus diganti dengan membayar fidyah satu mud makanan untuk setiap hari puasa yang sudah ditinggalkan.
Batasan tidak mampu di sini yaitu sekiranya dipaksakan berpuasa maka menimbulkan kepayahan yang memperbolehkan tayamum. Orang dalam kategori ini juga tidak akan terkena tuntutan mengganti puasa.
Selanjutnya, ada orang sakit parah yang tidak ada harapan sembuh dan tidak sanggup berpuasa. Jadi tidak akan kena lagi tuntutan kewajiban puasa Ramadhan.
Sebagai gantinya, ia diwajibkan untuk membayar fidyah. Misalnya saja seperti orang tua yang renta, batasan tidak bisa berpuasa bagi orang sakit parah yaitu mengalami kepayahan apabila berpuasa.
Hal ini sudah sesuai dengan standar masyaqqah dalam bab tayamum. Orang dalam kategori hanya wajib membayar fidyah, jadi tidak berkewajiban puasa, baik ada’ maupun qadha’.
Berbeda halnya dengan orang sakit namun masih diharapkan sembuh, ia tidak akan berkewajiban fidyah. Memang diperbolehkan tidak berpuasa jika mengalami kepayahan dengan berpuasa, namun berkewajiban mengganti puasanya di kemudian hari.