Lafadz Takbiran Idul Fitri yang Benar Beserta Artinya

Ini Dia Lafadz Takbiran Idul Fitri yang Benar Beserta Artinya

Membahas tentang lafadz takbiran baik Idul Fitri serta Idul Adha memang menarik. Terlebih, amalan satu ini tidak sekadar sebagai euforia menyambut hari raya. Lebih dari itu, lafadz takbir yang dikumandangkan ternyata termasuk ke dalam ibadah.

Tentu tata caranya wajib kamu perhatikan, agar tidak menyalahi syariat. Banyak hal yang menarik dibahas tentang melantunkan takbiran. Seperti bacaan, hukum, dan masih banyak lagi. Ini dia ulasan lengkapnya yang bisa kamu pelajari.

Sekilas Tentang Takbiran yang Dilaksanakan di Malam Hari Raya

Sebelum lebih lanjut membahas tentang lafadz takbiran, kenali dahulu definisi lengkapnya. Takbiran sendiri berasal dari kata Takbir (salah satu kalimat dzikir) yang dilantunkan di hari-hari tertentu.

Untuk takbiran di Indonesia berarti merujuk ke kegiatan di malam Idul Fitri atau Idul Adha, dengan membaca kalimat takbir. Biasanya pembacaannya dilaksanakan secara bersama-sama baik di tempat ibadah sampai konvoi.

Memang untuk takbiran dengan cara konvoi di jalanan sampai meramaikan masjid tidak semua negara memiliki budaya tersebut. Khusus Indonesia, Malaysia, dan beberapa negara tetangga memiliki budaya serupa.

Hal ini sebenarnya tidak lepas dari ungkapan syukur setelah sebulan lamanya berpuasa. Hari raya memang sesuatu yang sangat dinantikan. Bahkan, tidak jarang yang menghidupkan malam takbiran karena antusiasme tersebut.

Saat melakukan takbiran, umat muslim akan membaca kalimat Takbir yang menunjukkan kekuasaan Allah. Hal ini sebenarnya merupakan bagian dari rasa syukur atas dipertemukannya dengan hari raya.

Sebenarnya, bacaan takbir sendiri diucapkan ketika salat serta dzikir. Sementara saat takbiran, bacaan dzikir ini diucapkan dalam intensitas banyak. Hal ini sesuai anjuran Nabi tentang menghidupkan malam hari raya dengan takbir.

Bunyi Lafadz Takbiran Idul Fitri Baik Secara Singkat Hingga Lengkap Beserta Artinya

Hari raya Idul Fitri di Indonesia memang sangat semarak, terlebih saat waktu takbiran tiba. Jalanan baik di desa hingga kota pasti padat oleh umat Islam yang melaksanakan takbiran. Begitu juga di mushola sampai masjid yang tidak ketinggalan ramainya oleh lafadz takbir.

Mulai dari anak-anak sampai orang tua bergantian mengumandangkan takbir sebagai wujud syukur. Agar rasa syukur tersebut dilantunkan secara tepat, ini dia lafadz takbiran Idul Fitri yang benar beserta artinya.

1.       Lafadz Singkat

Ternyata untuk lantunan takbir hari raya dibedakan menjadi dua macam. Ada lafadz singkat dan lengkap yang tentu wajib diketahui. Untuk lafadz singkat bacaan yang benar adalah:

·       Lafadz Arab

للهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ، لا إِلهَ إِلاَّ اللهُ واللهُ أكْبَرُ اللهُ أكْبَرُ وَِللهِ الحَمْدُ

·       Lafadz Latin

Allahhu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Illa Ha Illahah, Wallahu Akbar, Allahu Akbar Wallillahil Hamd

·       Artinya

Allah Maha Besar (dilantunkan tiga kali), tiada Tuhan selain Allah, Allah Maha Besar, segala puji bagi Allah

2.       Lafadz Lengkap

Selain lafadz takbiran yang singkat, sebenarnya ada lafadz lengkapnya. Tentu lebih dianjurkan untuk menambah lantunan takbir dengan lafadz lengkap ini.

·       Lafadz Arab

اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَر اَللَّهُ اَكْبَرْ ـ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ ـ اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ
اَللَّهُ اَكْبَرْ كَبِيْرًا وَالْحَمْدُ لِلَّهِ كَثِيْرًا وَسُبْحَانَ اللَّهِ بُكْرَةً وَاَصِيْلاً ـ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَلاَنَعْبُدُ اَلاَّ اِيَّاهُ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ وَلَوْكَرِهَ الْكَافِرُوْنَ لآاِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ صَدَقَ وَعْـدَهُ وَنَصَرَعَبِدَهُ وَاَعَزَّ جُنْدَهُ وَهَزَمَ الْأَحْزَابَ وَحْدَهُ لآ اِلَهَ اِلاَّ اللَّهُ . اَللَّهُ اَكْبَرْ اَللَّهُ اَكْبَرْ وَلِلَهِ الْحَمْدُ

·       Lafadz Latin

Allahhu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, Laa Illa Ha Illahah, Wallahu Akbar, Allahu Akbar Wallillahil Hamd

Allahu Akbar Kabiraa Walhamdullillahi katsiro, Wasubhanallahi bukrotawaashilaa. Laa Illaha Illalllahu wala’ na’budhu illah iyyahu

Mukhlishiina lahudiin, Walau karihal kaffirun, Walau karihal munafiqun, Walau karihal musyriku

Laa Illaaha Illallaahu whda, shadaqa wada, wanashara abdah, waazza jundah, wahazamal ahzaaba wahdah

Laa Illa Ha Illahah, Wallahu Akbar, Allahu Akbar Wallillahil Hamd

·       Artinya

Allah Maha Besar (ucapkan 3 kali), tiada Tuhan melainkan Allah dan Allah Maha Besar, serta Segala Puji Bagi Allah

Allah Maha Besar (ucapkan 3 kali), Allah Maha Besar dengan segala kebesaranNya. Segala puji bagi Allah sebanyak mungkin. Maha Suci Allah di sepanjang pagi serta sore

Tiada Illah (Tuhan) selain Allah, kami tidak menyembah selain kepadaMu. Dengan memurnikan agama Islam meski orang kafir, munafik, hingga musyrik membenci.

Tiada Tuhan (Illah) selain Allah yang Esa. Dia menepati janji, menolong hambaNya, serta memuliakan bala tentaraNya. Serta melarikan musuh dengan ke-Esa-anNya.

Tiada Tuhan (Illah) selain Allah, Allah Maha Besar, dan segala puji hanya untuk Nya.

Mengenal Lafadz Takbiran Jika Diliat dari Perspektif Hukum Syariatnya

Umat Islam dalam melakukan segala amalan pasti harus mengacu pada hukum tertentu. Termasuk saat melakukan takbiran yang juga termasuk ke sebuah amalan. Agar tercatat sebagai amal shaleh, tentunya landasan syariat wajib diikuti.

Melantunkan takbir ternyata ada hukumnya tersendiri, dan wajib kita semua pahami. Lebih lengkap tentang erspektif hukum sariat dalam lafadz takbiran, ini dia ulasannya.

  1. QS Al-Baqarah Ayat 185

Anjuran untuk membaca takbir ada landasan kuatnya di dalam Surat Al-Baqarah ayat 185. Isi dari ayat tersebut adalah tentang anjuran mengagungkan Asma Allah Ta’ala, karena telah memberikan petunjuk.

Ayat tersebut juga berisi bahwa membaca takbir juga merupakan wujud syukur atas Rahmat Allah. Hal tersebut juga semakin kuat dari banyaknya tuntunan hadist shahih tentang lafadz takbiran dan takbir secara umum.

  1. Hadist Shahih

Lafadz takbiran yang diilantunkan umat Islam ternyata dicontohkan oleh Rasullullah Shallahu’alaihi wa sallam. Lafadz tersebut merupakan hasil dari anjuran Nabi Shallahu’alaihi wa sallam, yang dirangkum sebagai berikut:

·       Anjuran menghiasi hari raya dengan memperbanyak membaca takbiran

·       Memperbanyak bacaan takbir saat hari raya bisa melebur dosa-dosa

  1. Kitab Fathul Qarib

Lafadz takbir yang dilantunkan saat malam hari raya Idul Fitri hingga Idul Adha memang sangat dianjurkan. Berdasarkan dalil di Al-Quran dan Hadist tentang pembacaan takbir, semakin diterangkan dalam beberapa kitab.

Termasuk di dalamnya kitab dari ulama Fiqih yakni Kitab Fathul Qarib. Untuk ringkasan isi kitab tersebut tentang pembacaan takbir hari raya diantaranya:

·       Membaca lafadz takbiran disunnahkan baik untuk perempuan hingga laki-laki tanpa batasan

·       Selain itu, pembacaan takbir bisa dimana saja baik saat di jalan, rumah, masjid, tetapi tidak boleh di area seperti kamar mandi

·       Waktu melantunkan takbiran adalah saat tergelincirnya matahari di malam Idul Fitri atau Idul Adha. Selain itu, lafadz takbir juga diucapkan sampai salat Ied

Makna Lafadz Takbiran Berdasarkan Jenisnya yang Harus Kamu Ketahui

Berdasarkan jenisnya, takbiran memiliki dua macam yang harus kita pahami. Takbir Mukayyad dan Takbir Mursal dimana keduanya memiliki arti berbeda. Untuk lebih jelas dalam memahami makna takbiran dari dua jenis tersebut, ini ulasannya.

1.       Takbir Mursal

Jenis takbiran yang pertama adalah Takbir Mursal, berbeda definisinya dengan Takbir Mukayyad. Untuk Takbir Mursal merupakan takbir yang di-lafadz-kan tidak mengacu pada waktu salat. Maksudnya, tidak harus dibaca setiap orang pasca melakukan salat.

Walau demikian, tetap hukumnya disunnahkan untuk dibaca setiap waktu, dimana saja, kapan saja. Laki-laki hingga perempuan, tua atau muda, boleh me-lafadz-kan jenis takbir ini.

Akan tetapi, perhatikan juga tempat dalam melantunkan takbir, misalnya tidak di kamar mandi. Mengingat saat di area tersebut, sangat dilarang untuk melafadzkan Asma Allah hingga Rasul, karena merupakan tempat yang tidak suci.

Kembali ke Takbir Mursal yang disunnahkan untuk dilantunkan kapan saja. Walau sunnahnya kapan saja boleh dilantunkan, ada waktu terbaik untuk melakukannya. Dianjurkan mengumandangkan takbir ini di malam Hari Lebaran.

Waktunya adalah mulai dari terbenamnya matahari saat malam takbiran, sampai menjelang salat Ied. Peruntukan jenis takbir ini bisa dilakukan saat hari raya Idul Fitri atau Idul Adha.

2.       Takbir Muqayyad

Membahas tentang lafadz takbiran, tentu tidak lepas dari jenis Muqayyad. Jenis takbir ini pelaksanaannya di waktu-waktu khusus. Pembacaannya setelah salat fardhu atau sunnah. Selain di luar salat, ternyata jenis takbir ini juga dilaksanakan saat Idul Adha.

Tepatnya ketika selepas salat Idul Adha, Bulan Dzulhijjah dengan waktu yang sudah ditetapkan. Waktu takbir Muqayyad saat Idul Adha mulai tanggal 9 sampai 13 penanggalan Hijriyyah, bulan Dzulhijjah. Waktu tersebut memiliki beberapa pembagian, yakni:

  • Untuk tanggal 9-10 Dzulhijjah merupakan Hari Arafah serta Hari Idul Adha di tanggal 10
  • Untuk tanggal 11-13 merupakan hari tasyrik dimana umat Islam juga dilarang untuk berpuasa, karena masih dianggap hari raya

Adab dalam Takbiran yang Sebaiknya Umat Muslim Pahami

Antara ilmu dan adab harus ada keseimbangan dimana keduanya tidak boleh saling terlupakan. Termasuk ketika hendak melakukan lafadz takbiran, ternyata harus ada adab dan ilmunya tersendiri.

Untuk ilmu dari takbiran sudah dijelaskan sebelumnya mulai dari lafadz hingga hukumnya. Belum lengkap pembahasan tanpa menyinggung masalah adab yang wajib umat muslim pahami.

1.       Lakukan di Tempat Suci

Memang untuk melantukan lafadz takbiran boleh dimana saja, asalkan di tempat suci. Jangan sampai adab bertakbir dilupakan yakni dengan sembarangan mengucapkannya di tempat kotor.

Rasullullah Shallalahu Alaihi Wa Sallam bahkan melarang umat beliau untuk membaca kalimat dzikir di kamar mandi. Hal ini disebabkan karena area tersebut adalah tempatnya setan dan ada najis di dalamnya.

Selain itu, secara adab, bertakbir di tempat seperti kamar mandi tentu tidaklah benar. Jika hendak berdoa saja dianjurkan untuk melantunkannya di dalam hati.

2.       Memakai Bahasa Arab

Saat melantunkan lafadz takabiran, umat muslim diwajibkan membacanya dengan bahasa Arab. Arti takbiran yang kamu ketahui adalah sebagai wujud untuk menambah pemahaman atas apa yang diucapkan.

Bukan semata diucapkan dalam bahasa Indonesia, karena tentu bertentangan dengan syariat. Takbiran juga sebaiknya berbahasa Arab karea bisa menghadirkan kekhusyukan lebih.

3.       Jangan Pakai Musik

Sayangnya saat melantunkan lafadz takbiran, masih banyak umat Muslim yang belum paham sepenuhnya. Sehingga banyak yang menggunakan musik sebagai pengiring takbiran. Hal ini tidaklah dianjurkan, bahkan dilarang mengingat status musik itu sendiri haram.

Jangan pakai musik saat bertakbir, cukup dengan lantunan lafadz yang sudah ditetapkan. Sebaiknya lantunkan secara khusyuk agar tidak mengurangi esensi rasa syukur atas takbir yang digaungkan.

4.       Aturan Suara

Lebih dianjurkan melakukan lafadz takbiran secara mandiri. Akan tetapi, jika bersama-sama juga tiada salahnya akan tetapi harus memerhatikan kaidah aturannya. Untuk laki-laki boleh saja mengeraskan suara takbir di tempat umum.

Sementara untuk perempuan, ada baiknya tidak mengeraskan suara demi kebaikan. Mengingat suara sendiri bagi perempuan merupakan aurat, yang tentu wajib ditutupi dari non mahram.

Selain memerhatikan aturan suara, sebaiknya takbiran dalam keadaan suci. Hal ini tentu lebih baik sebagai upaya menjaga adab. Akan tetapi, dalam kondisi tidak bersuci sebenarnya juga tidak masalah.

Takbiran memang hal yang tidak bisa dilepaskan dari hari lebaran. Oleh karena itu, upayakan lafadz takbiran yang dikumandangkan tepat, dan kamu paham juga artinya agar lebih khusyuk.